Minggu, 04 Desember 2022

*NELAYAN MENARI DI TENGAH BADAI *


*M. Zulficar Mochtar*
 
Dunia perikanan tangkap bergerak makin kompetitif. Dipicu oleh pertumbuhan penduduk, trend kebutuhan dan penangkapan ikan global terus meningkat dari waktu ke waktu. Sementara sumberdaya ikan makin berkurang. Tuntutan konsumen untuk proses dan kualitas produk perikanan juga semakin ketat. Ini menyebabkan tekanan terhadap kehidupan nelayan makin besar.

State of World Fisheries and Aquaculture 2022, melaporkan total produksi perikanan tangkap global tahun 2020 mencapai 90,3 juta ton. Nilai ini lebih tinggi 60% dibanding tahun 1960-an. Demikian pula konsumsi ikan per kapita mencapai 20,2 kilogram, atau telah meningkat dua kali lipat. Lebih dari 30% stok perikanan dunia sudah mengalami penangkapan berlebih (overfishing). Padahal, pangan laut berkontribusi 17% dari konsumsi protein hewani, dan bahkan lebih dari 50% di negara-negara Asia dan Afrika.

Uniknya, nelayan skala kecil memegang peran sangat penting, mencakup lebih 90% dari total pelaku perikanan global. Di Indonesia bahkan lebih besar lagi. Diperkirakan sekitar 40% total tangkapan ikan dunia adalah dari nelayan kecil. Ironisnya, meskipun sering dijuluki sebagai pahlawan pangan, posisi nelayan justru sangat rentan. Bahkan sering digambarkan sebagai profesi paling berbahaya dan beresiko di dunia.

*Bukan Badai Biasa*

Ditengah berbagai keterbatasan dan tingginya tekanan, nelayan Indonesia kini juga menghadapi tiga ‘badai’ yang tidak biasa. Yang mengguncang kuat sosial ekonomi bahkan mengancam kehidupan mereka.

Pertama, krisis iklim. Perubahan iklim mempengaruhi kondisi perikanan dan habitatnya, yang otomatis berimplikasi langsung pada kehidupan manusia. 

Proses pemanasan global telah menyebabkan memanasnya suhu laut, kenaikan pemukaan air laut, mempengaruhi perubahan pola arus, angin, ombak serta hujan. Juga berpengaruh pada kelimpahan, pola migrasi, dan kemampuan hidup ikan. Perubahan suhu mempengaruhi pertumbuhan plankton dan pola gerak rantai makanan, baik secara vertikal maupun horizontal. Stok ikan terganggu. Pola distribusi ikan skala besar akan terjadi. Ikan akan bermigrasi mencari tempat yang lebih sesuai. Ini akan berimbas pada produktifitas dan pola operasional nelayan. Ketidakpastian usaha dan biaya perikanan makin tinggi yang selanjutnya berdampak pada sosial dan ekonominya.

Yang menguatirkan adalah, dampak krisis iklim ini masih sering diabaikan dalam formulasi kebijakan dan program. Akibatnya, upaya adaptasi dan mitigasi yang dilakukan secara global, masih menunjukkan hasil yang kurang meyakinkan.

Kedua, imbas Covid-19 belum tuntas. Pandemi Covid-19 sudah menjangkit seluruh dunia. Lebih 6 juta orang meninggal dan 600 juta orang terpapar. Seluruh sektor porak-poranda. Pembatasan mobilitas, aktifitas dan lalu lintas orang yang langsung melumpuhkan system logistik.

Dunia perikanan juga terpukul hebat. Nelayan sulit atau tidak bisa melaut, mengakses bahan perbekalan, merekrut ABK, menangkap dan menjual hasil tangkapan secara normal. Sistem pasokan ikan baik untuk pasar domestik apalagi perdagangan internasional terhambat. Pelaku usaha baik skala kecil, menengah maupun besar terpukul. 

Saat pandemi, Wiradana dkk (2021) menyebut permintaan ekspor perikanan berkurang hingga 40%. Kebutuhan hotel, rumah makan, dan konsumsi lokal terjun bebas. Upaya penangkapan ikan maupun pengolahan ikan menurun. Pabrik-pabrik pengolahan berhenti beroperasi. Distribusi produk perikanan berkurang. Volume kargo ekspor-impor menyusut 14-18%, dan kargo domestic 5-10%, bahkan lebih jauh. Proses clearance di pelabuhan tersendat. Jumah kru kapal, pabrik maupun pelaku perikanan juga otomatis berkurang. Lalu lintas kapal berkurang drastis. Daya beli untuk berbagai produk perikanan turun bahkan hingga 70%. Harga-harga melonjak tinggi. Biaya operasional makin meningkat dengan hasil yang berkurang.

Kini, periode puncak pandemic Covid-19 tampaknya sudah berlalu. Namun, situasi dan kebijakan antara satu negara dengan negara lainnya juga berbeda. Ada yang masih ketat karena jumlah terpapar masih tinggi. Ada pula yang sudah kembali kebijakan normal atau ‘new normal’. Otoritas Kesehatan Sebagian masih berhati-hati dalam beraktifitas. Bulan Agustus 2022 misalnya, pemerintah China masih mengeluarkan pembatasan untuk produk-produk perikanan Indonesia dengan alasan virus Covid yang masih berpotensi menjangkit. 

Aktifitas perikanan dan lalu lintas ikan pasca pandemi kini membaik. Meskipun masih jauh dari pulih seperti sebelum virus Covid berjangkit.

Ketiga, badai inflasi, harga dan BBM. Isu kenaikan harga berbagai bahan pokok dan BBM sudah bergulir cepat dalam beberapa bulan belakangan. Ini dipicu antara lain oleh dinamika politik internasional. Konflik Rusia-Ukraina yang melibatkan Amerika dan Eropa, eskalasi politik China dan Taiwan, menyebabkan tersendatnya sistem pasokan bahan pokok, minyak dan gas. Sehingga terjadi inflasi, meningkatnya harga bahan pokok dan BBM, serta terganggunya system logistik. 

Kenaikan harga BBM ini otomatis akan memicu kenaikan sarana transportasi dan logistic, harga produksi, operasional dan harga barang konsumsi maupun jasa lainnya.

Langsung atau tidak, kondisi ini memukul telak dunia perikanan di Indonesia. Bisa dipahami, sekitar 40-70% dari biaya nelayan adalah pada BBM dan perbekalan untuk melaut. Akibatnya, ribuan kapal ikan baik nelayan kecil maupun skala lebih besar parkir tidak beroperasi. Diperparah harga ikan berbagai jenis juga mengalami stagnan atau bahkan anjlok di berbagai lokasi. Belum ada alternatif modal usaha alternatif yang mudah dijangkau merata oleh semua nelayan dengan cepat. Apalagi postur nelayan Indonesia mayoritas adalah nelayan kecil, dengan kondisi ekonomi terbatas, tidak punya asset dan tabungan memadai. Sehingga tekanan ekonomi menjadi sangat besar.

Sejatinya, nelayan dibawah 30 GT ada subsidi BBM yang telah diberikan oleh pemerintah sejak tahun 2014. Namun proses, ketersediaan dan stabilitas harga yang didapatkan para nelayan masih jauh dari ideal. Bahkan subsidi BBM ini sering dikeluhkan jadi permainan oknum dan tidak tepat sasaran. Jumlahnya juga terbatas. Nelayan-nelayan yang berhak, justru sering tidak mendapatkan akses. Terpaksa membeli di pengecer dengan hargan yang jauh lebih tinggi. Daerah-daerah pesisir pelosok dan pulau-pulau kecil, bahkan membeli BBM dengan harga beberapa kali lipat dari harga resmi. SPDN khusus nelayan yang beroperasi dekat sentra-sentra nelayan juga terbatas jumlahnya. Sementara mengakses SPBU, sering mengalami kendala.

Dalam kondisi ini, nelayan hanya punya pilihan memaksakan beroperasi yang artinya melakukan eksploitasi perikanan lebih besar, atau berhenti beroperasi. Namun apapun pilihan yang diambil, punya konsekuensi dan resiko yang besar.

*Bagaimana bisa bertahan?*

Nelayan sebenarnya sudah karib dengan ombak, bahkan badai. Namun menghadapi ‘gelombang badai’ yang begitu massif dan tidak biasa, mereka harus dibantu. Negara perlu memastikan mereka bisa tetap survive. Untuk itu, Langkah terobosan, taktis dan praktis perlu diantisipasi. Sambil menyiapkan strategi untuk jangka lebih panjang. Rencana dan kebijakan yang ada sebelumnya, perlu dikalibrasi lagi agar selalu relevan dengan dinamika yang ada. Ada beberapa prioritas yang perlu menjadi perhatian.

Pertama, perlu konsentrasi merapikan sistem rantai pasok perikanan. Saat ini, sistem rantai pasok perikanan tidak mengalir mulus dari hulu hingga hilir. Sebelum melaut, saat di laut, pasca melaut, hingga pemasaran dan distribusi, nelayan menghadapi banyak kendala. Termasuk terbatasnya akses modal, pasokan dan harga BBM, akses perbekalan dan sistem rantai dingin, sertifikasi dan kapasitas SDM, kualitas ikan, jaminan harga ikan dan pasar. 

Terobosan sistematis mengurangi barrier ini akan mengungkit signifikan kapasitas nelayan dan pelaku usaha.

Kedua, optimasi dan sinergi data melalui transformasi digital perlu diakselerasi. Sehingga bisa menjadi referensi kunci bagi efisiensi kebijakan, program dan operasional perikanan. Sebagian data perikanan belum direkam dan diintegrasikan optimal. Demikian pula beberapa aplikasi strategis sudah berhasil dibangun, namun belum menjadi ekosistem yang bisa menelusuri tata kelola perikanan dari hulu hingga hilir. Termasuk data jutaan nelayan, kondisi stok ikan, ratusan ribu kapal ikan berbagai ukuran (pusat-daerah), ratusan pelabuhan tangkahan, rumpon, ribuan cold-storage, sertifikasi, dan sebagaianya.

Ketiga, konsisten menerapkan kebijakan dan program perikanan yang berpihak (affirmative policies and programs) bagi nelayan dan pelaku usaha. Sistem perizinan, zonasi, sertifikasi, dan lainnya masih perlu disederhanakan. Nelayan tidak perlu mengurus lebih dari puluhan dokumen dan diperiksa berkali-kali diatas kapal. Berbagai inefisiensi dan proses biaya tinggi perlu terus dipangkas. Kendala pemasaran dan ekspor termasuk tarif ekspor ke berbagai negara, akses kargo dan sistem logistic, penolakan oleh buyers, perlu difasilitasi serius. Berbagai kendala ini membuat produk Indonesia kurang kompetitif dan berbiaya tinggi.

Keempat, prioritaskan kualitas dibanding kuantitas. Sudah lazim nelayan ingin menangkap ikan sebanyak-banyaknya. Sayangnya, sering mengabaikan kualitas. Akibatnya ikan ditolak pembeli, harganya jatuh atau malah terbuang percuma. Kualitas tangkapan jauh lebih penting. Volume tangkapan kecil dengan kualitas ikan yang baik, nilainya bisa lebih tinggi dibandingkan sebaliknya. Apalagi ketika merambah ke pasar internasional.

Kelima, membangun kemampuan adaptasi dan daya tahan nelayan dalam kerangka dukungan manajemen usaha dan tata kelola perikanan yang lebih efisien. Mengurangi praktek IUU fishing, membuka akses fasilitas, mendorong sertifikasi dan standar perikanan yang lebih berkualitas secara massif.

Gelombang ‘badai’ beruntun bagi nelayan dan dunia perikanan belum akan reda dalam waktu dekat. Masih fluktuasi dengan banyak ketidakpastian. Sangat penting membantu mengurangi beban mereka. Kita berharap, nelayan dengan segala kerapuhan dan kegigihannya, bisa bertahan selamat melewati badai besar yang belum jelas ujungnya ini. 

#

Senin, 21 November 2022

Abk Kapal Ikan Asal Lembe Mawali Yang Sakit Dan Di Terlantarkan Di Kepulauan Dobo

SaktiSulut.Com Berita AKP
Pada hari Senin tanggal 01-02-2021ibu sulce kalengsang datang di sekretariat serikat awak kapal perikanan bersatu. sakti sulut dan fisher center dengan waja yang penuh kekuatiran karna mendengar kabar kalau suaminya sedang sakit di atas kapal dan sudah di turunkan di Dobo.

Dalam isi pengaduan ibu sulce.setelah dia mendapat telfon dari suaminya dan mengatakan bahwa kondisinya sekarang dalam keadaan sakit,ibu sulce coba menghubungi perusahaan yang memberangkatkan suaminya di Jakarta tapi balasan pemilik perusahaan bahwa bahwa pihak perusahaan tidak akan memberikan biyaya untuk pemulangan suaminya dari dobo sampai ke Bitung.

dan ibu sulce bingung dan tidak tau harus mengadu masalah ini kemana.setelah ibu sulce mendapatkan informasi dari sala satu tetangga yang bernama pak alfinus bahwa di kota Bitung ada serikat awak kapal perikanan bersatu. sakti sulut dan fisher centerhatinya langsung legah.

Ketum.sakti sulut Arnon Hiborang mengatakan perbudakan dan kerjasa paksa di sektor perikanan di kepulauan Dobo sudah banyak terjadi kiranya kementerian kelautan perikanan bisa membongkar perbudakan dan kerja paksa di Dobo,jangan sampai jadi Benjina kedua

Untuk ABK kapal perikanan berserikat lah supaya kerja aman..

Rabu, 26 Oktober 2022


SERIKAT AKP BERSATU. SAKTI SULAWESI UTARA MEMFASILITASI ANGGOTA UNTUK SEKOLAH BST DI POLTEK KP BITUNG..

Minggu, 16 Oktober 2022

SERIKAT AKP BERSATU. SAKTI SULAWESI UTARA MERAYAKAN HUT YANG KE 2 TAHUN..

Beritaakp.com

Sabtu 15 Oktober 2022. Serikat AKP Bersatu. SAKTI SULUT. Merayakan hari Ulang tahun yang kedua.

Dan Tamu Undangan Yang hadir dari poltek kp bitung yang di wakili oleh. Wadir 1. Bapak Barokah. 
Ketua FSPMI. Bapak Ferdinan Lumemnta
Ketua SPSU Bapak Anwar da lewa.
Wakil ketua partai buruh sulut. Adri keren

Beserta pengurus dan anggota Sakti Sulut, dan ketua umum Sakti Sulut Arnon hiborang melantik 5 pengurus. dan pembacanan  sumpah sesuai dengan amanah AD/ART Serikat AKP Bersatu
1. Bapak Rivan. Sekertaris umum
2. Bapak Putu Santiarsa. Bendahara umum
3. Ibu Vonny hamber. Wakil bendahara
4. Bapak Muharam ngadi. Ketua bidang. Organisasi dan kerjasama
5. Stevi hiborang wakil ketua. Bidang peningkatan SDM


Wadir 1 poltek kpn bitung Bapak Beroka. menyampaikan harapannya Sakti Sulut akan lebih maju dan sukses  dan  menjadi garda terdepan bagi para awak kapal perikanan di indonesia, yang terjebak di setiap permasalahan Perbudakan dan exploitasi di kapal perikanan dalam negeri dan luar negeri..

Arnon hiborang menyampaikan kepada semua pengurus yang baru di lantik, agar dapat menjalankan tugas dan fungsi pokok organisasi. Mau menjaga nama baik organisasi dan Patuh dengan AD/ART Sakti.

Tetap solid sesama pengurus dan anggota tetap saling bergandengan tangan dalam menyelesaikan pekerjaan yang di tugaskan oleh organisasi..

Menjadi pengurus serikat itu harus bermental baja yang siap untuk berperang. Tutup Arnon....






Sabtu, 01 Oktober 2022

ASURANSI KEMATIAN DAN BIAYA PEMAKAMAM ALMARHUM SOFIAN KANSIL DI BAYARKAN OLEH PT TRIJAYA MAKMUR

Sakti Sulut.com berita akp Sulut.

Pada tanggal 30 September 2022. Serikat AKP Bersatu. Sakti Sulut mendampingi orang tua almarhum Sofian kansil mediasi dengan PT Trijaya makmur jakarta, yang di fasilitasi oleh kementrian kelautan dan perikanan RI..

Dari surat laporan orang Tua almarhum Sopian kansil ke Sakti Sulut, ada dua tuntutan kepada pemilik kapal ikan KM jaya makmur yang pertama Asuransi dan biaya pemakaman almarhum..

walau di awal mediasi ada aduh argumen yang sangat panas dengan Pemilik PT Triajaya makmur. dan pada akhirnya di akhir mediasi mendapatkan kesepakatan di mana dari PT siap membayarkan semua tuntutan keluarga dan akan  menambahkan lima puluh dua juta..


Sekertaris umum Sakti Sulut. Rivan umbasang.menyampaikan bila mana terjadi kejadian seperti yang di alami almarhum Sofian kansil. 

pihak pemilik kapal harus patuh dengan regulasi di negeri ini. Di mana regulasi sudah jalas ada pp no 27 tahun 2021 di pasal 178. Setiap  AKP yang meninggal dunia  pemilik kapal wajib membayarkan satunan asuransi.

 meninggal kerena sakit paling sedikit Rp 100 juta dan kalau meninggal kerena kecelakaan kerja paling sedikit Rp 150 juta..
Di mana dituangkan di turunan permen kp no 33 tahun 2021.di pasal 188..

Ketua umum Arnon hiborang. Menyampaikan permasalahan seperti ini bukan yang pertama kali terjadi. Jadi perlindungan AKP masih lemah, jadi pemerintah khusus pemangku kepentingan dan kebijakan khusus AKP, dalam segi perlindungan harus di tingkatkan lagi.

Dalam hal itu pemerintah harus bisa meretivikasi ILO c 188 untuk kepatuhan Kepada pemilik kapal dan untuk menyempurnakan perlindungan AKP di dalam negeri maupun luar negeri..

Bendahara umum Sakti Sulut I Putu Santiarsa. Mengatakan data pengaduan yang masuk ke Sakti Sulut dari tahun, 2020 sampai dengan tahun 2022, ada  65 pengaduan kasus yang di laporkan ke Sakti sulut, itu ada dalam negeri maupun luar negeri.

 kurang lebih jumlah korban 165 orang AKP. 
Kami juga sangat berterima kasih kepada kementerian kelautan dan perikanan yang selalu merespon dan membantu memfasilitasi untuk menyelesaikan pengaduan yang di laporkan ke serikat awak kapal perikanan bersatu...


Jumat, 16 September 2022

Lagi" Awak Kapal Perikanan (AKP) Asal Kota Bitung Meninggal Di Dobo..

Berita AKP Kota Bitung.com

Pada tanggal 11 Januari 2022. Saudara Sofian Kansil berangkat dari bitung ke Dobo, untuk bekerja di kapal Km jaya makmur.

Setelah tiba di dobo saudara Sofian K brangkat dengan kapal Km jaya makmur untuk mencari ikan di laut Aru fura..
Dan kurang lebih delapan bulan bekerja saudara sofian jatuh sakit di atas kapal Km jaya makmur. 

 Dan Kurang lebih 2 Minggu menahan sakit  sesak nafas,dan bengkak di seluruh tubuh, saudara sofian melaporkan kepada nakoda tentang sakit yang di alaminya. Agar kapal bisa masuk ke pelabuhan terdekat untuk mendapatkan pertolongan medis.

Akan tetapi pihak nakoda tidak menghiraukan keluhan dari saudara sofian k. Tepat pada tanggal 06 September 2022 saudara sofian dapat jaringan telefon dan langsung menghubungi orang tuanya di bitung..

Ibu Sofian k. menceritakan. Sofian menelfon kepada saya dan dia bilang kalau kita lagi sakit, kong napa kepten nyanda perduli mungkin dorang mo bunung palang" pa kita. ungkap  ibu Sofian K. Dengan logat manado. 

Setelah tanggal 10 september 2022. Kapal Km jaya makmur Sandar di pelabuhan Dobo untuk membongkar hasil tangkapan. Lalu saudara sofian K di bawah ke klinik di Dobo untuk di periksa. Akan tetapi pihak dokter di klinik langsung merujuk ke rumah sakit karena sakit yang di derita saudara Sofian k. Sudah parah..

Setelah sampai di rumah sakit di Dobo, saudara sofian sempat di rawat selama 2 hari. 
Dan tepat pada tanggal 12 September 2022. Saudara Sofian kansil.menghebuskan nafas terahir..

Ketua umum Serikat AKP Bersatu. Sakti Sulut. Arnon hiborang menyampaikan kami akan mengawal hak" almarhum berupa uang asuransi, Kompensasi, Dan biaya yang telah di keluarkan keluarga.

Arnon juga menyampaikan kami sudah menelfon kepada pengurus kapal di Dobo untuk mempertanyakan hak" almarhum, akan tetapi, pengurus di Dobo menyampaikan kalau itu semua nanti dari kantor di jakarta yang akan menelpon ke keluarga alamarhum..

Arnon juga menyampaikan kalau masalah ini tidak bisa di selesaikan oleh pihak PT triwijaya. Kami akan menyurat ke kementerian kelautan perikanan Ri untuk meminta mediasi dengan pemilik kapal Km jaya makmur..

Karena sesuai dengan regulasi. pp no 27 tahun 2021. Tentang pengawakan dan turunan di permen kp no 33 tahun 2021 Tata kelola  awak kapal perikanan..

Arnon juga menyampaikan.   Dari data kami di tahun 2020 sampai tahun 2022 kurang lebih tiga puluh orang Awak kapal perikanan asal bitung yang meninggal di laut Aru fura. Dengan usia di bawah 40 tahun. Dengan penyakit yang sama asam lambung..

Pemerintah terkait (KKP) harus lebih meningkatkan lagi pengawasan di pelabuhan Dobo dan Tual. Karena Banyak masalah Akp yang terjadi di sana.

Karena masih lemah dalam segi pengawasan dan perlindungan untuk awak kapal perikanan. Dan melihat kasus Akp pemerintah harus meretivikasi ILO C 188  Untuk perlindungan Awak kapal perikanan.  Tutup Arnon..


Sulawesi Utara Rentan Dengan TPPO Untuk PMI Dan Awak Kapal Perikanan MIgran.

  arnonhiborang56@gmail.com Bitung 11 Agustus 2023. Serikat AKP Bersatu. Sakti Sulawesi Utara.   Sulawesi Sangat Rentan terjadi korban Tinda...